Friday, January 7, 2011

MERANCANG RENCANA PEMBELAJARAN INOFATIF DALAM INKUIRI MENGAJAR

Proses pembelajaran merupakan siklus dari tiga tahapan, yaitu plan, do, dan reflection. Ketiga tahapan ini jika dilakukan secara berkelanjutan dan berbentuk spiral dengan ketiga tahapan tersebut sebagai tiang utama, maka kualitas pembelajaran akan meningkat sekaligus kualitas hasil belajar siswa juga akan meningkat. Ketiga tahapan tersebut merupakan siklous yang tidak dapat dipisahkan, perencanaan ditentukan oleh refleksi, refleksi menggunakan data yang dihasilkan dari pelaksanaan, dan pelaksanaan merupakan ekspresi dari perencanaan.

Dalam menyusun rencana pembelajaran, pertama-tama guru akan menentukan tujuan pembelajaran. Berdasarkan tujuan tersebut ditentukan cara mengajar (metode/strategi/ metode/pendekatan/teknik) untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Guru juga menentukan cara menilai keterlaksanaan tujuan pembelajaran. Dalam melaksanakan pembelajaran menggunakan cara yang dipilih, akan ditentukan media, sumber belajar, alat dan bahan, yang diperlukan.

Seperti yang telah disampaikan dalam tulisan sebelumnya bahwa rencana pembelajaran merupakan disain didaktik hipotetik. Oleh sebab itu, dalam konsep inkuiri mengajar rencana pembelajaran merupakan jawaban sementara dari permasalahan pembelajaran yang telah teridentifikasi. Rumusan masalah umum dari suatu proses pembelajaran dan jawaban sementara yang dituangkan dalam rencana pembelajaran antara lain sebagai berikut.

Permasalahan/Pertanyaan

Rumusan dalam Rencana Pembelajaran

1. Pertanyaan yang terkait dengan hasil belajar

· Hasil belajar apa yang harus dikuasai siswa?

· Apakah hasil belajar ini yang diharapkan oleh SK atau KD di standar isi?

· Apakah ini merupakan hasil belajar yang tepat dan penting?

· Apakah rumusan hasil belajar esensial dan representatif?

Tujuan pembelajaran

2. Pertanyaan yang terkait dengan cara pembelajaran

· Bagaimana cara yang disediakan guru agar siswa menguasai hasil belajar?

· Bagaimana efektifnya cara tersebut?

· Media/sumber/alat-bahan apa yang perlu disediakan

Metode/strategi/model/pendekatan mengajar

Media/sumber/alat bahan yang perlu disiapkan

3. Pertanyaan terkait dengan penilaian

· Bagaimana mengukur hasil belajar siswa?

· Bagaimana teknik yang efektif untuk mengetahui perkembangan hasil belajar siswa?

Teknik Penilaian, Instrumen penilaian

4. Pertanyaan terkait dengan pencapaian hasil belajar

· Bagaimana menentukan keberhasilan?

· Apakah semua hasil belajar dicapai oleh semua siswa?

Penentuan pencapaian hasil belajar

Rencana pembelajaran yang disusun guru didasarkan tidak hanya pada standar isi semata (standar kompetensi dan kompetensi dasar) tetapi juga ada variabel lain yang dijadikan pertimbangan. Variabel-variabel yang juga menentukan mutu rencana pembelajaran adalah Data hasil belajar siswa, Refleksi siswa, Refleksi guru, Teori dan filosofi pembelajaran yang dikuasai guru, Konteks kurikulum, Temuan IPTEK terkini yang diketahui guru, Isu saat ini, Kondisi siswa, Kondisi sekolah. Dari 9 variabel di atas paling tidak ada tiga variable yang penting dan paling menentukan kualitas rencana pembelajaran, yaitu data hasil belajar siswa, refleksi siswa, dan refleksi guru.

Dalam inkuiri mengajar data hasil belajar siswa, refleksi siswa, dan refleksi guru yang dikumpulkan selama proses pembelajaran, akan dianalisis untuk menjawab hipotesis. Sebagai contoh, jika hasil belajar dicapai oleh siswa secara optimal berarti rencana pembelajaran yang telah dirancang dan diterapkan merupakan cara yang tepat dalam mengajar. Sebaliknya, jika hasil belajar tidak optimal berarti rencana pembelajaran perlu diperbaiki. Jadi, data hasil belajar siswa, refleksi siswa, dan refleksi guru variabel utama yang menentukan perkembangan kualitas pembelajaran.

Data untuk menjawab pertanyaan/hipotesis dalam rencana pembelajaran bukan hanya hasil belajar siswa, tetapi juga refleksi guru dan refleksi siswa. Rencana pembelajaran sebenarnya berisikan prediksi guru terhadap situasi pembelajaran. Sebagai contoh, pada rencana pembelajaran guru merencanakan mendemonstrasikan perilaku bernapas ikan di air yang diberi deterjen dengan konsentrasi yang semakin meningkat. Dari demonstrasi ini diharapkan siswa dapat menyusun pernyataan bahwa respirasi ikan akan meningkat berkaitan dengan peningkatan konsentrasi deterjen. Pada saat demonstrasi ini diterapkan dalam pembelajaran, terdapat tiga kemungkinan kejadian; respons siswa sesuai prediksi guru, sebagaian sesuai, atau tidak ada satupun siswa yang sesuai prediksi guru. Situasi seperti ini tentu perlu dicatat guru untuk dua kepentingan. Kepentingan pertama adalah untuk digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan perubahan strategi dalam pembelajaran; kedua, dijadikan bahan refleksi untuk perbaikan rencana pembelajaran yang akan digunakan selanjutnya. Oleh sebab itu sebuah rencana pembelajaran yang pada dasarnya berisikan prediksi guru, menuntut guru untuk mengidentifikasi kemungkinan respons siswa sehingga guru dapat mengambil tindakan secara cepat dan tepat.

Wednesday, January 5, 2011

RENCANA PEMBELAJARAN SEBAGAI DISAIN DIDAKTIK HIPOTETIK

Inkuiri mengajar menempatkan guru dalam posisi strategis dalam menentukan apa dan bagaimana guru mengajar berdasarkan kebutuhan siswanya, membuat keputusan strategi apa yang tepat untuk memenuhi kebutuhan siswa tersebut, dan meneliti bagaimana respons siswa terhadap proses pembelajaran tersebut. Inkuiri mengajar menempatkan guru dan siswa sebagai subjek belajar.

Guru menggunakan keterampilan berpikir di dalam proses pembelajaran. Proses berpikir dilakukan guru sebelum pembelajaran, selama pembelajaran, maupun sesudah pembelajaran. hasil proses berpikir tersebut menghasilkan disain didaktis inovatif. Menurut Suryadi (2010) proses berpikir inovatif tersebut dapat menghasilkan suatu disain didaktis baru, sehingga rangkaian tiga proses berpikir tersebut diformulasikan sebagai Penelitian Disain Didaktis (Didactical Design Research).

Proses berpikir dalam inkuiri mengajar yang dilakukan sebelum pembelajaran melibatkan tiga pertanyaan kunci. Pertama, materi apa yang diberikan kepada siswa untuk dipelajari, berdasarkan kondisi siswa, kondisi sekolah, kurikulum sekolah, dan kebijakan pemerintah. Kedua, model pembelajaran apa yang digunakan untuk membantu siswa belajar. Model pembelajaran mengacu pada pendapat Joyce dan Weil meliputi strategi, pendekatan, pengelolaan kelas, dan tujuan yang ingin dicapai. Ketiga, data apa yang dikumpulkan untuk digunakan menentukan keefektifan pembelajaran.

Perencanaan pembelajaran, mengutip istilah yang dikemukakan Suryadi (2010) merupakan Disain Didaktis Hipotetik. Penyusunan rancangan pembelajaran tidak hanya didasarkan pada kondisi siswa, analisis respons siswa, pengalaman guru, tetapi juga pengetahuan dan teori-teori pendidikan yang dimiliki guru. Rencana pembelajaran merupakan rancangan yang didasarkan tidak hanya fakta-fakta empirik tetapi juga teori-teori pendidikan.

INKUIRI MENGAJAR

Inkuiri merupakan proses belajar dengan cara mengidentifikasi pertanyaan-pertanyaan atau permasalahan dan melakukan eksplorasi untuk menemukan jawaban terhadap pertanyaan atau pemecahan permasalahan tersebut. Inkuiri merupakan aktivitas belajar yang penting untuk semua pebelajar, baik siswa maupun guru. Guru adalah pebelajar dan guru juga dapat melakukan inkuiri ketika mengajar. Konsep inkuiri mengajar adalah guru sebagai pebelajar melakukan inkuiri selama mengajar. Guru mengidentifikasi pertanyaan atau permasalahan terkait pembelajaran, kemudian guru menyusun rancangan pembelajaran sebagai rancangan pemecahan masalah atau mencari alternatif jawaban pertanyaan. Berdasarkan rencana tersebut guru melaksanakan pembelajaran, guru mengumpulkan data hasil belajar, menganalisis data, merumuskan kesimpulan pembelajaran, melakukan evaluasi dan refleksi, serta menggunakan hasil refleksi untuk perbaikan pembelajaran.
Konsep ikuiri mengajar berbeda dengan mengajar menggunakan inkuiri. Mengajar menggunakan inkuiri merupakan cara mengajar guru agar siswa dapat menemukan konsep, menemukan jawaban pertanyaan, menemukan solusi pemecahan masalah, melalui kerja ilmiah. Inkuiri didisain sebagai cara belajar secara ilmiah melalui kegiatan ilmiah yang disederhanakan dalam periode waktu yang pendek (Joyce dan Weil, 1992). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan pemahaman konsep sains, kreativitas, dan keterampilan menganalisis informasi.
Inkuiri mengajar adalah guru berinkuiri selama proses pembelajaran. dalam berinkuiri guru meneliti proses pembelajaran yang dilakukannya agar kualitas pembelajaran meningkat sehingga meningkatkan hasil belajar siswa. Proses pembelajaran yang dimaksud ini adalah meliputi proses merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran. Inkuiri mengajar merupakan penggunaan cara berpikir inkuiri untuk meningkatkan kualitas pembelajaran sehingga diharapkan meningkatkan kualitas hasil belajar siswa.
Inkuiri mengajar menempatkan guru sebagai pebelajar mandiri. Guru berpikir aktif melakukan eksplorasi cara mengajar yang sesuai dengan situasi kelas. Guru yang berinkuiri merupakan guru yang melakukan eksperimentasi terhadap cara mengajar yang diputuskan untuk menemukan cara mengajar terbaik. Eksperimentasi mengajar ini dilakukan secara terus menerus sehingga inkuiri mangajar membangun intelektual dan keterampilan yang diperlukan dalam mengidentifikasi permasalahan dalam pembelajaran dan upaya pemecahannya.
Guru yang mengajar tentu memiliki rencana mengajar. Rencana mengajar merupakan seperangkat instrumen yang akan diuji dalam proses belajar mengajar. Layaknya seorang peneliti, rencana pembelajaran merupakan proposal riset yang berisi proposisi yang akan diuji. Jadi rencana pembelajaran merupakan proposisi hipotetik yang akan diuji oleh guru melalui pembelajaran. Dengan istilah lain Suryadi (2010) menyatakan bahwa rencana mengajar guru adalah disain didaktis hipotetis. Proposisi dalam rencana mengajar antara lain penggunaan model pembelajaran berdasarkan masalah meningkatkan hasil belajar kognitif siswa, pembentukan kelompok dengan jumlah yang lebih kecil mengefektifkan pemerolehan hasil belajar individual, demonstrasi eksperimen pemicu meningkatkan jumlah pertanyaan yang dirumuskan siswa. Proposisi-proposisi ini selanjutnya akan diuji dalam proses pembelajaran di kelas.
Dalam inkuiri mengajar rencana mengajar merupakan perangkat penelitian. Hasil penelitian utamanya adalah siswa mencapai hasil belajar. Guru ketika memfasilitasi proses pembelajaran berlaku sebagai peneliti. Dalam proses pembelajaran guru juga mengendalikan variabel, agar beberapa variable, terutama variable yang menghambat proses belajar, agar tidak mempengaruhi hasil belajar siswa. Selama proses pembelajaran ini guru mengumpulkan data yang akan dianalisis untuk menjawab sejauh mana keefektifan rencana pembelajaran dan bagaimana siswa memperoleh hasil belajar. Data dikumpulkan dari guru dalam bentuk, hasil belajar siswa, respons siswa, komentar siswa, refleksi siswa, catatan proses pembelajaran guru, dan catatan observer jika ada. Data-data ini dianalisis dan diinferensi untuk menghasilkan kesimpulan yang merupakan keputusan guru terhadap hasil belajarnya. Kesimpulan hasil belajar merupakan jawaban permasalahan yang diidentifikasi guru pada saat perencanaan. Jika hasil belajar telah dicapai oleh siswa maka guru dapat menggunakan pengalaman mengajar ini untuk digunakan pada proses pembelajaran berikutnya. Sebaliknya, jika hasil belajar tidak tercapai guru mengidentifikasi ketidakberhasilannya berdasarkan bukti-bukti yang dikumpulkan selama pembelajaran. Hasil identifikasi ini kemudian direfleksi sehingga ditemukan permasalahan apa yang masih perlu diperbaiki. Guru membuat perencanaan baru untuk digunakan dalam pemecahan masalah.
Inkuiri merupakan proses siklik, identifikasi masalah atau pertanyaan, proses menjawab pertanyaan atau memecahkan masalah, dan perumusan solusi (Gambar 1). Proses inkuiri melibatkan dua proses belajar yang penting, pemecahan masalah dan pengambilan keputusan. Guru yang melakukan inkuiri mengajar juga belajar dua proses penting tersebut. Inkuiri mengajar merupakan proses siklik dan spiral. Proses inkuiri mengajar merupakan proses yang sikluk melibatkan identifikasi masalah dan pertanyaan, pemecahan masalah, dan perumusan kesimpulan. Siklus inkuiri mengajar ini akan meningkatkan kualitas pembelajaran jika dilakukan secara berkelanjutan (spiral). Inkuiri mengajar merupakan proses yang berkelanjutan dan didasarkan pada refleksi bukti-bukti keberhasilan dan kekurangan proses pembelajaran.