Kurikulum berbasis kompetensi menuntut siswa mendemonstrasikan apa yang sudah mereka pelajari dengan berbagai cara. Siswa harus mendemonstrasikan kompetensi atau kemajuan mereka ke arah kompetensi. Kompetensi yang berupa pengetahuan dapat dinilai menggunakan tes yang jawabannya benar atau salah, sedangkan kompetensi kinerja penilaiannya tidak dapat dilakukan menggunakan tes tulis. Suatu penilaian kinerja menuntut siswa untuk melakukan satu tugas, tidak seperti tes benar-salah atau pilihan ganda yang mengharuskan siswa memilih salah satu jawaban yang tersedia. Sebagai contoh, penilaian kinerja melakukan penelitian menuntut siswa untuk benar-benar melakukan penelitian, bukan hanya sekedar menjawab pertanyaan pilihan ganda tentang apa yang disebut penelitian, apa yang disebut variabel, bagaimana langkah-langkah melakukan penelitian.
Penilaian kinerja terdiri dari 2 bagian, yaitu satu tugas dan satu set kriteria penskoran atau ”rubrik.” Tugas itu dapat menghasilkan satu produk, kinerja, atau uraian jawaban dari satu pertanyaan yang menuntut siswa menerapkan keterampilan berpikir. Karena penilaian kinerja tidak mempunyai kunci jawaban seperti tes pilihan ganda, penskoran kinerja dapat menghasilkan penilaian yang subjektif mengenai kualitas dari hasil kerja siswa.
Kita biasa melihat guru yang memberikan skor laporan percobaan dengan rentang 0 sampai 10, tetapi kita tidak mengetahui kriteria yang digunakan untuk memberi skor. Siswa tidak mendapat informasi yang bermanfaat tentang mengapa angka tersebut diberikan kepadanya dan tidak ada umpan balik mengenai bagian mana dari tugas yang telah dikerjakan dengan baik dan bagian mana yang memerlukan perbaikan. Contoh penilaian yang berupa daftar telaah seperti contoh berikut bukanlah rubrik karena tidak mencantumkan kriteria kinerja.
1 2 3 4 5
Kurang Cukup Bagus Bagus sekali Sempurna
Penilaian dengan menggunakan skala di atas bergantung pada penafsiran guru mengenai istilah-istilah seperti “cukup“ atau “bagus”. Kalau siswa dinilai “cukup”, siswa, orang tuanya, atau guru lain tidak mempunyai gambaran mengenai apa yang sudah bisa dilakukan oleh siswa tersebut dan apa yang belum/tidak bisa dilakukannya.
Rubrik adalah kunci penskoran yang menggambarkan berbagai tingkat kualitas kemampuan dari yang sempurna sampai yang kurang untuk menilai satu tugas, keterampilan, projek, esai, laporan penelitian, atau kinerja spesifik. Tujuannya adalah untuk memberikan umpan balik tentang kemajuan kerja siswa dan memberikan evaluasi yang rinci mengenai produk akhir.
Rubrik biasanya mempunyai 2 bagian yaitu daftar kriteria tugas dan gradasi/tingkat pencapaian kriteria. Setiap kriteria di dalam rubrik merupakan acuan kinerja sehingga dijadikan dasar untuk menilai respons siswa. Rubrik memiliki skala pemeringkatan. Berbeda dengan skala penilaian yang pemeringkatannya hanya berupa peringkat sangat kurang, sangat baik, cukup, sempurna; rubrik memiliki kelebihan yaitu pemeringkatan kriteria dalam bentuk deskripsi yang rinci.
Tabel 4.4 berikut adalah satu contoh rubrik untuk menilai projek dalam IPA. Semua rubrik memiliki skala pemeringkatan. Rubrik di atas menggunakan skala pemeringkatan empat tingkat, skala 1 untuk tingkat kinerja terendah dan skala 4 untuk tingkat kinerja tertinggi. Tidak ada skala pemeringkatan terbaik untuk sebuah rubrik, tetapi sebaiknya menghindari rubrik yang memiliki skala pemeringkatan lebih dari 6 tingkatan. Hal ini perlu dihindari karena skala pemeringkatan lebih dari 6 tingkatan akan mempersulit untuk membedakan dengan jelas antar tingkat kinerja dan mempersulit untuk mengukur perbedaan antara kriteria kinerja.
Langkah-langkah dalam menyusun rubrik adalah sebagai berikut.
a. Menentukan kompetensi yang akan disusun rubriknya
b. Menentukan kriteria yang digunakan sebagai acuan untuk mengetahui ketercapaian kompetensi.
Sebagai contoh kompetensi dasar: Melakukan percobaan untuk menyelidiki hubungan antara gaya dan gerak (model jungkat jungkit, katapel/model traktor sederhana energi pegas). Kriterianya untuk mengukur ketercapaian kometensi tersebut adalah:
· Rumusan masalah percobaan
· Pelaksanaan percobaan
· Analisis data
· Perumusan kesimpulan
Tabel 4.4 Rubrik penilaian projek IPA dengan kompetensi dasar “Melakukan percobaan untuk menyelidiki hubungan antara gaya dan gerak (model jungkat jungkit, katapel/model traktor sederhana energi pegas)”
riteria | Tingkatan | |||
4 | 3 | 2 | 1 | |
Perumusan Masalah | Rumusan masalah jelas dan menunjukkan hubungan antara variabel gaya dan gerak | Rumusan masalah jelas dan terkait dengan topik percobaan tetapi belum menunjuk-kan hubungan variabel gaya dan gerak | Rumusan masalah terkait dengan topik percobaan tetapi pernyataanya masih membingungkan | Rumusan masalah tidak jelas |
Pelaksanaan percobaan | Menggunakan alat dan bahan yang lengkap, langkah percobaan tepat, ada format pencatat data sehingga pen-catatan data rinci dan sesuai tujuan | Menggunakan peralatan yang lengkap, langkah percobaan tepat, tetapi data kurang rinci | Menggunakan peralatan yang lengkap, langkah percobaan dan data yang dicatat kurang lengkap | Pelaksanaan percobaan dan pencatatan data tanpa peren-canaan sehingga tidak sempurna |
Analisis data | Data disajikan dalam berbagai bentuk sehingga memudahkan penarikan kesimpulan | Data disajikan hanya dalam satu bentuk, meskipun masih memudahkan penarikan kesimpulan | Penyajian data tidak menarik tetapi ada analisis untuk penarikan kesimpulan | Penyajian data tidak lengkap dan tanpa ada analisis |
Kesimpulan | Kesimpulan berdasakan data, pernyataannya jelas, merupakan hubungan variabel gaya dan gerak, dan meru-pakan konsep IPA yang benar | Kesimpulan berdasakan data, pernyataannya kurang jelas, tetapi masih merupakan hubungan variabel gaya dan gerak, dan meru-pakan konsep IPA yang benar | Rumusan kesimpulan jelas dan tidak ber-dasarkan data tetapi masih merupakan konsep IPA yang benar | Rumusan kesimpulan tidak jelas, tidak berdasarkan data, dan tidak bermakna sebagai konsep IPA |
c. Untuk setiap kriteria, disusun deskripsi tentang pencapaian kriteria dari yang paling tinggi ke yang paling rendah kualitasnya. Misalnya kriteria merumuskan masalah, tingkatan pecapaian kriteria adalah sebagai berikut:
· Rumusan masalah jelas dan menunjukkan hubungan antara variabel gaya dan gerak
· Rumusan masalah jelas dan terkait dengan topik percobaan tetapi belum menunjukkah hubungan variabel gaya dan gerak
· Rumusan masalah terkait dengan topik percobaan tetapi pernyataanya masih membingungkan
· Rumusan masalah tidak jelas
d. Masukkan kriteria dan deskripsinya ke dalam matrik
e. Pemberian skor dari deskripsi tingkatan kriteria tinggi sampai rendah.
a. Membantu guru dan siswa dalam proses pembelajaran, karena rubrik mengandung kriteria atau indikator keberhasilan pencapaian hasil belajar. Berdasarkan konsep penilaian bahwa penilaian bukan hanya hak guru tetapi juga merupakan hak siswa, maka guru perlu membahas rubrik dengan para siswa sebelum mereka memulai tugas. Rubrik dapat dipajangkan pada papan pajangan atau dibagikan kepada siswa. Jika guru dan siswa telah menyepakati rubrik penilaian, maka rubrik dapat pula membantu memfokuskan proses belajar-mengajar melalui penekanan pada kriteria yang harus dipenuhi siswa.
b. Membantu guru menetapkan standar kelulusan, misalnya guru menentukan minimal skor 3 dari tiap kriteria sebagai standar kelulusan.
c. Membantu guru menentukan kegiatan remedial. Misalnya guru menentukan skor 3 sebagai standar kelulusan. Kalau ada siswa yang satu atau beberapa kriteria mendapatkan skor kurang dari 3, guru tidak perlu mengajarkan kembali semua konsep tetapi hanya konsep dalam kriteria yang tidak dikuasai saja yang harus diajarkan kembali.
d. Menjadi kriteria penilaian diri siswa. Dengan melihat kriteria penilaian dalam rubrik siswa dapat mengetahui seperti apa tuntutan hasil belajar yang harus dicapai dalam kompetensi tersebut. Kejelasan tuntutan belajar ini dapat mendorong kemajuan siswa.
e. Sebagai umpan balik. Seumpama ada siswa yang mendapat skor 1 pada kriteria analisis data maka pernyataan dalam rubrik “penyajian data tidak lengkap dan tanpa analisis” membantu siswa untuk memperbaiki cara penyajian dan analisis data.
Dalam beberapa kegiatan pelatihan banyak guru yang bertanya, apakah setiap tugas harus dibuatkan rubriknya? Sebenarnya ada dua bentuk rubrik yang dapat digunakan untuk menilai tugas-tugas kinerja, yaitu rubrik holistik dan rubrik spesifik. Rubrik holistik adalah rubrik yang digunakan untuk menilai kecakapan umum, misalnya kecakapan melakukan percobaan, presentasi, dan diskusi. Rubrik spesifik hanya berlaku untuk menilai kecakapan tertentu, misalnya rubrik penilaian keterampilan menggunakan mikroskop. Runrik pada Tabel 4.4 dapat berfungsi menjadi rubrik holistik dengan menghilangkan konsep-konsep IPA-nya, dapat pula menjadi rubrik spesifik dengan menambahkan konsep-konsep IPA pada deskripsi kriteria. Oleh karena itu, guru tidak perlu membuat rubrik baru untuk setiap kegiatan.
6 comments:
Assalamu'alaykum.Maaf Pak Hadi,saya tidak mengomentari kontennya,tapi saya ingin bertanya tentang situs yang membahas tentang rubrik lebih jauh. Dimana bisa saya temukan di internet ? Terimakasih kasih sebelumnya !
Assalamu'alaykum.Maaf Pak Hadi,saya tidak mengomentari kontennya,tapi saya ingin bertanya tentang situs yang membahas tentang rubrik lebih jauh. Dimana bisa saya temukan di internet ? Terimakasih kasih sebelumnya !
lek hadi pie kabare?
yono/kediri
terima kasih infonya. mohon mf pak hadi, bisakah mmbntu saya menemukan informasi jurnal yg relevan?
Makasih ini sangat bermanfaat, terutama bagi sekolah yang mau akreditasi. Kebetulan sekolah saya mau akreditasi. Ijin copy
Terimakasih bapak.
Post a Comment